China Digital Yuan challenge US dollar

Bagaimana Mata Uang Yuan Virtual & BRICS Tiongkok Menantang USD


KTT BRICS baru saja selesai. Tiongkok dan blok BRICS sedang memajukan proyek-proyek penting untuk mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS. Bersama-sama, mereka bertujuan untuk menantang dominasi dolar dalam transaksi international dan kepemilikan cadangan dengan memanfaatkan mata uang virtual, khususnya yuan virtual Tiongkok, dan mengembangkan mata uang BRICS yang baru.

Inisiatif-inisiatif ini memiliki implikasi luas bagi para penggemar kripto, pakar keuangan, dan pembuat kebijakan international.

Yuan Virtual Tiongkok

Tiongkok telah mengambil pendekatan multi-fase untuk menjadikan yuan virtual sebagai alat utama dalam strategi de-dolarisasinya. Awalnya, Tiongkok menindak mata uang kripto yang terdesentralisasi pada tahun 2017, kemudian melarang penambangan dan perdagangan kripto sama sekali. Langkah ini menekankan bahwa visi pemerintah untuk kontrol berpusat pada blockchain daripada desentralisasi.

Pada tahun 2024, yuan virtual (e-CNY) telah diadopsi secara luas di Tiongkok, mencakup beragam kasus penggunaan mulai dari angkutan umum hingga penggajian pegawai negeri di kota-kota besar.

Dengan struktur dua tingkat, Financial institution Rakyat Tiongkok (PBoC) mengawasi penerbitan mata uang virtual, dengan lembaga-lembaga besar seperti financial institution milik negara yang mengelola distribusi. Financial institution-bank ini memungkinkan pengguna mengakses yuan virtual melalui dompet virtual untuk transaksi sehari-hari yang lancar.

Khususnya, pembayaran lintas batas dengan mitra seperti DBS Financial institution Singapura dan BNP Paribas menunjukkan ambisi Tiongkok untuk mengintegrasikan yuan virtual di luar perbatasannya.

Dampak adopsi blockchain juga disoroti oleh perkiraan pengeluaran blockchain regional. Menurut IDC, Amerika Serikat saat ini menguasai 39,7% pangsa pasar international dalam pembelanjaan blockchain, dengan Tiongkok menguasai 11,2% (seperti yang ditunjukkan pada grafik di bawah).

Hal ini menunjukkan investasi Tiongkok yang signifikan dalam blockchain, yang semakin mendukung ambisi Tiongkok untuk memimpin dengan yuan virtual dalam lanskap keuangan masa depan.

BRICS dan Mata Uang Baru

Yuan Digital Tiongkok dan Blockchain BRICS Bergerak Melawan DolarYuan Digital Tiongkok dan Blockchain BRICS Bergerak Melawan Dolar

Sejalan dengan peluncuran yuan virtual Tiongkok, negara-negara BRICS telah berkomitmen untuk meluncurkan mata uang baru yang dirancang untuk melampaui dolar dalam pembayaran lintas batas. Ditujukan pada tahun 2027, mata uang ini dilaporkan akan didukung oleh sekeranjang mata uang nasional dari negara-negara BRICS dan mungkin menggunakan teknologi blockchain untuk transaksi yang aman dan bebas dolar.

Sistem BRICS Pay, yang sedang dikembangkan, diharapkan dapat menyederhanakan proses ini, memfasilitasi transaksi lintas batas tanpa mengkonversi ke dolar, sebuah langkah penting untuk melanjutkan de-dolarisasi.

Rencana mata uang BRICS dibangun berdasarkan upaya de-dolarisasi selama bertahun-tahun oleh negara-negara anggota seperti Rusia, yang telah merasakan dampak sanksi AS melalui terbatasnya akses ke SWIFT, jaringan pembayaran international.

Dengan menciptakan sistem yang independen, BRICS bertujuan untuk menawarkan alternatif bagi negara-negara yang waspada terhadap sanksi terkait dolar, khususnya negara-negara yang terlibat dalam Belt and Street Initiative (BRI), yang telah mengintegrasikan yuan virtual untuk perdagangan yang lancar dan terukur.

Menulis Ulang Dinamika Kekuatan Finansial

Bagi para penggemar kripto, perkembangan ini menggarisbawahi pergeseran menuju sentralisasi karena pemerintah mengintegrasikan blockchain bukan untuk melakukan desentralisasi namun untuk mempertahankan kontrol regulasi. Meskipun teknologi dasar yuan virtual sejalan dengan potensi blockchain, teknologi ini terpusat dan dikendalikan oleh PBoC, sangat kontras dengan aset terdesentralisasi seperti Bitcoin.

Dolar masih mendominasi keuangan international, menyumbang sekitar 59% cadangan dunia. Namun, ketika yuan virtual dan mata uang BRICS mendapatkan daya tarik di pasar-pasar di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, banyak yang memperkirakan dominasi ini akan terkikis secara bertahap.

Penggunaan blockchain BRICS untuk memfasilitasi transaksi bebas dolar dapat memberi insentif kepada lebih banyak negara untuk mendiversifikasi cadangan mata uang mereka, sehingga berpotensi mengurangi ketergantungan pada dolar.

Kemitraan antara BRICS dan yuan virtual Tiongkok adalah bagian dari tren yang lebih luas menuju restrukturisasi sistem keuangan, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan mata uang kripto. Jika berhasil, BRICS dapat mengubah dinamika perdagangan international dan melemahkan cengkeraman dolar pada keuangan internasional.

Baca Juga: Elon Musk Mengeluarkan Lebih dari $132 Juta untuk Mendukung Trump dan Sekutu Partai Republik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *