Are Crypto Airdrops Securities? Breaking Down the SEC’s Controversial Position

Apakah Airdrop adalah Sekuritas? Pertarungan Hukum


Dalam beberapa bulan terakhir, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) telah menegaskan bahwa airdrop kripto tertentu dapat memenuhi syarat sebagai penawaran sekuritas, yang memicu perdebatan signifikan dalam komunitas mata uang kripto.

SEC berpendapat bahwa meskipun token didistribusikan secara free of charge, jika penerima melakukan tindakan apa pun sebagai balasannya—seperti mempromosikan token di media sosial—hal tersebut dapat dianggap sebagai “kompensasi.” Penafsiran ini berarti airdrop dapat diklasifikasikan sebagai sekuritas berdasarkan Uji Howey, standar hukum yang digunakan untuk menentukan apakah suatu transaksi memenuhi syarat sebagai “kontrak investasi.”

Kasus-kasus yang melibatkan perusahaan seperti Tomahawk, Hydrogen, dan tokoh-tokoh seperti Justin Solar telah dikutip oleh SEC untuk mendukung posisi ini. Dalam kasus-kasus ini, SEC memperluas definisi “investasi uang” untuk mencakup tindakan-tindakan seperti pemasaran atau promosi suatu proyek, bukan hanya kontribusi finansial.

Perspektif ini telah menyebabkan kebingungan dan kekhawatiran di dunia kripto, di mana airdrop sering digunakan untuk mendorong keterlibatan komunitas tanpa style investasi tradisional.

Kritik Amanda Tuminelli

Amanda Tuminelli, Kepala Pejabat Hukum di DeFi Schooling Fund, telah ditantang di depan umum interpretasi SEC atas Uji Howey. Ia berpendapat bahwa SEC terlalu memperluas definisi “investasi uang” dengan memasukkan waktu atau usaha sebagai bentuk kompensasi.

“Agar suatu pengaturan dianggap sebagai kontrak investasi, harus ada kontribusi finansial langsung,” kata Tuminelli. Ia yakin SEC mencampuradukkan tindakan nonmoneter, seperti mempromosikan token, dengan investasi moneter yang sebenarnya. Hal ini, katanya, menyebabkan ketidakpastian hukum yang tidak perlu bagi proyek yang bertujuan untuk menawarkan token free of charge kepada pengguna.

Amanda dan The DeFi Schooling Fund telah mengajukan gugatan terhadap SEC atas nama Beba, sebuah perusahaan yang berencana untuk melakukan airdrop token free of charge. Gugatan tersebut berupaya mendapatkan pernyataan hukum bahwa airdrop tersebut bukan merupakan penawaran sekuritas. Sementara kasus ini masih berlangsung, hal ini menyoroti ketegangan yang sedang berlangsung antara pendukung kripto dan regulator mengenai bagaimana hukum harus diterapkan pada proyek yang terdesentralisasi.

Implikasi bagi Komunitas Kripto

Posisi SEC telah menimbulkan dampak pada komunitas kripto yang lebih luas. Banyak proyek kini membatasi pengguna AS untuk berpartisipasi dalam kampanye airdrop guna menghindari komplikasi hukum. Namun, pengguna sering kali mengabaikan pembatasan ini dengan menggunakan VPN dan metode lain, yang semakin memperumit lanskap regulasi.

Jika SEC terus memperketat interpretasinya terhadap undang-undang sekuritas, ada kekhawatiran bahwa inovasi dalam ruang kripto AS dapat terhambat. Airdrop telah lama menjadi alat untuk memulai proyek dan mendistribusikan token kepada pengguna awal, yang mendorong pertumbuhan komunitas. Mengklasifikasikan airdrop sebagai penawaran sekuritas dapat mempersulit perusahaan rintisan untuk terlibat dengan foundation pengguna mereka tanpa menghadapi risiko hukum.

Para pakar industri memperingatkan bahwa pengawasan regulasi yang ketat dapat mendorong lebih banyak proyek kripto ke luar negeri, yang regulasinya tidak terlalu ketat. Hal ini dapat menghambat daya saing AS di sektor blockchain dan keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang berkembang pesat.

SEC vs Komunitas Kripto

Pertarungan yang sedang berlangsung antara SEC dan industri mata uang kripto berpusat pada apakah aset kripto harus diklasifikasikan sebagai sekuritas. Di bawah Ketua Gary Gensler, SEC telah secara agresif menerapkan Uji Howey untuk menyatakan bahwa banyak aset kripto berada di bawah cakupan regulasinya.

Namun, industri kripto berpendapat bahwa aset virtual—terutama yang diperdagangkan di pasar sekunder—tidak memenuhi kriteria untuk sekuritas. Perusahaan seperti Coinbase menegaskan bahwa sifat mata uang kripto yang terdesentralisasi membedakannya dari sekuritas tradisional dan bahwa kerangka regulasi baru diperlukan.

Pada akhirnya, penyelesaian perdebatan ini akan membentuk masa depan pasar kripto di AS, menentukan apakah pasar kripto dapat berkembang di bawah struktur regulasi saat ini atau apakah kerangka hukum baru diperlukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *